Rabu, 02 September 2009

dari A.B.3 yang pengetahuan masyarakat dalam bentuk lain

Pengetahuan masyarakat dalam bentuk lain adalah aturan-aturan dalam mengelola sumber daya ala. Di Maluku dikenal Sasi, di Sumba ada Mihi Protu, di Memberamo dikenal dengan nama Etsin, di Timor dikenal dengan nama Banu. Kesemuannya ini adalah cara-cara koservasi lahan atau sumber daya alam lain agar tidak punah dan bisa dimaanfaatkan terus menerus. Aturan-aturan semacam ini harus digali untuk di diskusikan bersama manfaat dan keberadaanya. Pada satu waktu pengetahuan masyarakat amat berguna dalam menyusun konsep alternatif pembangunan.
1. Cara masyarakat mengelola dan memanfaatkan alam (sistem pertanian, sistem pemanfaatan sumber daya laut, peternakan, hutan)
2. Hukum adat yang berlaku tentang pemanfaatan sumber-sumber alam.
3. Pengetahuan yang dimiliki oleh laki-laki saja.
4. Pengetahuan yang dimiliki oleh perempuan saja.
5. Pengetahuan yang dimiliki oleh keduannya.

A.B.4 Hukum setempat dan adat istiadat
Kebutuhan untuk mendiskusikan, mendokumentasi, dan mengkaji hukum dan adat
istiadat detempat. Hukum dan adat istiadat setempat mengatur hak dan kewajiban masing-masing anggota masyarakat baik dalam golongan-golonagn tertentu, usia, maupun laki-laki dan perempuan. Di dalam hukum atau adat istiadat setempat diatur bagaimana cara mengelola alam, cara berhubungan antara anggota masyarakat, sanksi-sanksi, penghargaan-penghargaan, adat tentang kelahiran, perkawinan dan kematian. Selain itu kebiasaan setempat perlu juga dikaji seperti kebiasaan-kebiasaan di rumah tangga, cara makan, cara mengasuh anak, dan sebagainya.
Seluruh hukum yang ada akan sangat berhubungan dengan pola relasi antar masyarakat, termasuk menguak keadilan dan ketidakadilan gender dalam masyarakat. Lewat hukum setempat juga bisa dilihat pihak-pihak yang memiliki kekuasaan lebih dibandingkan yang lain serta bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat.

Hal-hal penting:

1. Kebiasaan yang berlaku dalam cara makan, cara berbicara, cara menyapa, posisi-posisi dalam pertemuan, dan sebagainya.
2. Aturan pernikahan, cara meminang, mas kawin, pembiayaan pesta dll.
3. Aturan pewarisan berdasarkan laki dan perempuan serta urutan kelahiran (anak pertama mendapat apa, kedua, dan seterusnya).
4. Aturan pemilikan lahan (dimiliki secara bersama, dimiliki perempuan saja, dimiliki laki-laki saja, dimiliki keduanya dan lain-lain).

Keterkaitan analisa: A.A4, A.B7 sampai A.B.10

A.B.5 Struktur sosial dan pengembalian keputusan dalam masyarakat
Di dalam masyarakat biasanya memiliki struktur di luar struktur pemerintahan. Bisa jadi
struktur adat maupun struktur bentukan tertentu yang mkemiliki jenjang pengambilan keputusan. Di masyarakat Timor misalnya, terdapat struktur Usif (raja), Amaf (ketua marga), feotnai (di bawah Amaf), Ana Tobe (orang yang berperan mengatur penggunaan tanah dan sumber-sumber alam) dan Tob (rakyat biasa). Setiap jabatan memiliki wewenang tertentu untuk berpendapat dan mengambil keputusan. Ada yang menjadi symbol saja, ada yang berperan untuk mengatur pengolahan tanah secara interal (Tobe di Timor), ada juga yang berperan untuk mengambil keputusan penting menyangkut pengalihan pengelolaan tanah, peran sebagai hakim, dsb.
Struktur sosial juga berarti pembagian golongan-golongan dalam masyarakat. Golongan bangsawan, golongan rakyat, atau hamba. Hak dan kewajiban masing-masing kelompok harus diungkap secara jelas termasuk hak dan kewajiban dalam pengambilan keputusan, penguasaan atas sumber-sumber dan sebagainya. Organisasi yang ada dalam masyarakat dan pengaruhnya terhadap pengambilan-pengambilan keputusan penting. Peran organisasi atau lembaga-lembaga yang ada memiliki fungsi dan pengaruh yang berbeda. Lembaga atau organisasi dalam masyarakat diwilayah tertentu dapat berupa lembaga formal seperti kepala desa, LKMD, LMD, Pos Yandu, Sekolah, Koramil, dan lain-lain yang resmi bentukan pemerintah. Selain di dalam masyarakat terdapat pula lembaga-lembaga informal seperti, lembaga adat, kelompok pengajian, kelompok arisan, kelompok tani, dsb. Jika kita mempu secara tepat mengidentifikasi lembaga-lembaga ini, maka kita akan tahu pula di mana masyarakat lebih terorganisir atas kepentingan bersama tertentu. Misalnya, ternyata masyarakat lebih terorganisir di gereja atau di mesjid, dan atas kepentingan agam, atau di lembaga adat atas kepentingan yang berkaitan dengan upacara-upacara.
Lembaga-lembaga ini dipetakan sedemikian rupa untuk menunjukan kedekatannya dengan rakyat dan pengaruhnya atau penting tidaknya di dalam masyarakat. Contoh pemetaan lembaga ini adalah sebagai berikut:

Contoh Pemetaan Lembaga
di desa Laob




Cara Membuat Bagan Kelembagaan
Cara membuat bagan kelembagaan atau diagram venn adalah sbb:
1. Identifikasi lembaga-lembaga kunci di desa formal maupun informal.
2. Orang-orang yamg bertangung jawab dalam pengambilan keputusan;
3. Identifikasi derajat kontak;
4. Tumpang tindih antara mereka dalam pengambilan keputusan;
5. Gambar lingkaran untuk menunjukan interaksi tiap lembaga

Lingkaran bersentuh jika ada aliran informasi dan kerja sama antar lembaga dan lingkaran terpisah menunjukkan tidak ada hubungan

Hal-hal penting:
1. Struktur setiap lembaga baik formal maupun informal, atau adat, jabatan apa yang ada di dalamnya serta tugas dan fungsi setiap jabatan.
2. Siapa saja yang duduk dalam struktur tersebut, laki-laki atau perempuan
3. Peran masing-masing lembaga dalam masyarakat,
4. Siapa yang lebih berkepentingan dengan adanya lembaga-lembaga tersebut, laki-laki atau perempuan atau keduannya.
5. Bentuk kerja sama atar lembaga

Keterkaitan analisa: A.A4, A.A6, A.B1

A.B.6 Pembagian Kerja dalam Rumah Tangga
Hubungan antara laki-laki dan perempuan bisa dilihat dalam pembagian kerja rumah
tangga. Siapa yang bekerja lebih berat dan lama, dan siapa yang bekerja lebih rinagn tetapi lebih pendek. Lewat pengamatan ini ketidakadilan gender akubat beban kerja gender dapat dilihat. Jika pengamatan dilakukan pada beberapa periode, misalnya sebelum masuknya perusahaan dan sesudah masuknya perusahaan, kita akan melihat bagaimana dampak intervensi dari luar terhadap pembagian kerja dan jenis pekerjaan laki-laki dan perempuan.
Kita telah mengetahui bahwa di dalam masyarakat terhadap pembagian kelas, dan atau golongan-golongan (kaya, menengah, miskin serta bangsawan, menegah, rakyat jelata). Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan harus dibedakan pula atas golongan-golongan ini untuk melihat seberapa besar ketidakadilan gender dalam setiap golongan serta dampak perubahan terhadap laki-laki dan perempuan untuk setiap golongan/kelas.
Pembagian kerja dalam rumah tangga juga berfungsi untuk melihat peluang dan hambatan dalam pemberdayaan berkaitan dengan beban kerja. Pertemuan dengan perempuan misalnya, tentunya harus memperhatikan waktu-waktu di mana perempuan tidak sedang sibuk mengerjakan tugas-tugas rumah tangganya. Demikian pula ketika merancang pertemuan besar yang harus melibatkan laki-laki dan perempaun.

Contoh Pembagian Kerja harian di desa Mnesat Bubuk

Laki-laki dewasa Perempuan dewasa
waktu kegiatan waktu Kegiatan
05.00-06.00 Bangun tidur, sikat gigi, cuci muka, masak air panas, cuci piring, masak pagi, bangunkan anak, timba air, siram bunga, sapu rumah dan halaman
05.00-06.00 Bangun tidur, sikat gigi, cuci muka, makan sirih pinang 05.00-07.00 Siap makan pagi, kai makan anak, kasi makan ternak, makan pagi
06.00-07.00 Makan pagi, siap ke kebun
07.00-13.00 Kerja di kebun 07.00-12.00 Tumbuk jagung, tofa halaman*, tenun dan sulam, cuci piring, cuci pakaian, masak siang, siap makan.
13.00-15.00 Istirahat siang di kebun 12.30-16.00 Antar makan untuk suami, istirahat (makan sirih pinang), cari kayu api, tofa di kebun.
15.00-17.00 Kerja di kebun, cari daun untuk sapi 16.00-18.00 Pulang ke rumah, ambil air, tumbuk jagung, masak, kasih makan ternak
17.00 Pulang
18.00-19.00 Istirahat, makan sirih, denger radio 18.00-20.00 Kasih makan anak-anak, siap makan malam
19.00-20.00 Makan malam
20.00-21.00 Denger radio 20.00-21.30 Menjahit/menenun, tumbuk jagung atau beras untuk makan pagi
21.30-22.00 Ibadat malam 21.30-22.00 Ibadat malam
22.00-05.00 Tidur malam 22.30-04.00 Tidur malam







Hal-hal penting:
1. Berapa banyak waktu kerja yang dihabiskan oleh laki-laki dan perempuan pada setiap kategori umur.
2. Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan
3. Berapa lama kegiatan dilakukan harus diupayakan serinci mungkin, jenis kegiatan amat mungkin berbeda-beda pada setap musim
4. Jenis kegiatan harian bagi tiap golongan ekonomi pun berbeda. Bagi perempuan yang mampu memperkerjakan pembantu rumah tangga kegiatannya tentu berbeda dengan perempuan yang tidak mempunyai pembantu
5. Pembagian kerja juga dapat dibuat pada peristiwa-peristiwa penting seperti perkawinan, kematian, pesta adat, dan lain sebagainya. Perhatikan apa peran laki=laki dan peran perempuan dalam peristiwa-peristiwa ini.
6. Telah pula kegiatan yang bersifat wajib dan mana yang sukarela (hobi)

Keterkaitan analisa: A.A4, A.B1, A.B2, A.B5
A.B.7 Pengambilan Keputusan dalam Rumah Tangga
Di dalam ruamh tangga setiap hal yang menyangkut kepentinsgn keluarga atau bahkan pribadi-pribadi anggota memiliki cara tertentu untuk mengambil keputusan. Ada keluarga yang pengambilan keputusan tertinggi adalah ayah, ada yang bersama-sama, ada pula yang ibu. Kadangkala pengambilan-pengambilan keputusan memiliki jenjang berdasarkan umur dan kelamin. Pada beberapa tempat anak tertua laki-laki memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan perempuan ini lebih tua atau anak paling tua.
Perlu diperhatikan pula keputusan-keputusan apa yang berhak diambil secara sepihak dan keputusan yang diambil melalui musyawarah keluarga. Keputusan menyangkut jual beli tanah atau kawin mawin misalnya diambil bedasarkan musyawarah keluarga. Sementara untuk membeli baju, atau jajan adalah keputusan masing-masing.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Keputusan-keputusan apa saja yang diambil oleh laki-laki atau perempuan, atau keduannya.
2. Cara mengambil keputusan; musyawarah atau lainnya.
3. Siapa yang menjadi pengambil keputusan terakhir, laki-laki atau permpuan.

Keterkaitan analisa: A.A4, A.B2, A.B.9,





Contoh Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
Jenis Keputusan Perempuan sendiri Perempuan dominan Bersama Laki-laki sendiri Laki-laki dominan
1. Pendidikan anak 
2. Kesehatan keluarga 
3. Perawatan anak 
4. Keluarga berencana 
5. Perkawinan 
6. Pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari 
7. Pembelian harta (kursi, radio, mesin jahit) 
8. Penggunaan lahan 
9. Apa yang ditanam 
10. Hasil apa yang dijual 

A.B.* Pembagian peran reproduktif, produktif, perawatan masyarakat, dan poliktik masyarakat
Seperti telah diterangkan pada bagian 2, pembagian peran gender dalam masyarakat dibedakan atas peran-peran reproduktif, produktif, dan politik (pengambilan keputusan) masyarakat. Setiap kegiatan yang ada dalam masyarakat dibedakan atas kategori-kategori tersebut. Kemudian di mana perempuan dan laki-laki berperan dalam masing-masing kegiatan berdasarkan kategori-kategori tersebut.
Pada cbagian kerja produktif perlu pula kita identifikasi hasil kerja produktif tersebut. Apa produksinya dan berapa hasilnya. Hal ini penting untuk mengidentifikasi sejauh mana peran perempuan dan laki-laki dalam rantai produksi keluarga dan masyarakat.
Lewat identifikasi ini kita bisa melihat bagaimana masyarakat membagi-bagi peran gender dan bagaimana perubahan-perubahannya terjadi. Dari peran-peran kelompok mana yang paling terpengaruh oleh perubahan bisa dilihat. Apakah laki-laki atau perempuan dan dari golongan mana.

Hal-hal penting:
1. Pekerjaan-pekerjaan apa pada setiap peran (reproduktif, produktif, memelihara masyarakat) yang dilakukan laki-laki dan perempuan.
2. Analisa kualitatif dan kuantitatif peran perempuan dalam politik masyarakat.
3. Siapa yang paling banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
4. Pekerjaan apa yang lebih dihargai dalam masyarakat.

Keterkaitan analisa: A.A4, A.B5, A.B9, A.B10
Contoh matriks: Pembagian Peran Reproduktif, Produktif dan Kemasyarakatan























Contoh Matriks Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Peran Politik Perempuan















A.B.9 Peluang dan penguasaan atas sumber-sumber (control dan akses)
Pada bab 2, telah diterangkan bahwa setiap kelompok masyarakat baik, yang tertinggi golongan-golongan maupun laki atau perempuan, memiliki peluang dan penguasaan atas sumber-sumber fisik dan nonfisik. Identifikasi peluang dan penguasaan atas umber-sumber ini dapat menunjukkan siapa yang menguasai sumber tertentu seperti tanah,. Hutan, dan banyak sumber-sumber fiksi lainnya. Selain itu juga dapat diterangkan siapa-siapa yang menguasai sumber-sumber non fiksi dan finansial. Selain siapa yang menguasai, kita juga dapat mengetahui siapa-siapa saja yang memanfaatkan semua sumber yang ada, serta yang memiliki kedua-duanya memanfaatkan sekaligus menguasai.
Hal lain yang bisa diterangkan dengan analisis ini adalah keuntungan yang didapat dari setiap penguasaan atau pemanfaatan sumber-sumber yang ada. Kadang kala perempuan bekerja lebih berat (berpeluang memanfaatkan sumber-sumber) tetapi tidak mempunyai kuasa apapun atas yang dihasilkannya serta sedikit mendapatkan keuntungan.
Analisis penguasaan dan peluang akan menunjukan ketidakseimbangan penguasaan dan peluang pemanfaatan sumber daya. Jika perlu analisis ini juga bisa dibagi berdasarkan kelas-kelas (golongan dalam masyarakat) dan gender.
Contohnya adalah:
Contoh matriks Penguasaan (Peluang), Kontrol (Penguasaan) & Benefit (keuntungan)
Jenis Sumber Akses Kontrol Ket.
Pr LK Pr LK
Tanah
Hutan
Tanaman karet
Pinang
Madu
Informasi
Surat kabar
radio
televisi
Pendidikan dan pelatihan
sekolah
Penyuluhan tani
Penyuluhan kesehatan
Hasil Panen (sebelum dijual)
padi
jagung
kemiri
Hasil penjualan panen
Hasil penjualan ternak
sapi
kuda
babi
dst….

Hal-hal penting:

1. Sumber-sumber apa saja yang dikuasai/dikontrol laki-laki atau perempuan
2. Sumber-sumber paa saja yang dapat diakses (diberikan peluang) laki-laki atau perempuan
3. Keuntungan-keuntungan apa saja yang dikuasai/dikontrol laki-laki atau perempuan.
4. Keuntungan apa saja yang dapat diakses oleh laki-laki ataupun perempuan.
5. Seberapa jauh penguasaan, peluang, dan keuntungan berbeda antara laki-laki dan perempuan.